Laut selalu menyimpan rahasia. Gelombang tenangnya dapat menipu, seolah menjadi selimut lembut bagi dunia yang tidak kita pahami. Namun, apa yang bersembunyi di bawah permukaan sering kali jauh lebih mengerikan daripada yang dapat dibayangkan oleh jiwa manusia. Di tengah kegelapan itu, ada bisikan. Ada sesuatu yang bangun, mengawasi, dan menunggu. “Still Wakes the Deep” adalah cerita di mana batas antara kenyataan dan mimpi buruk menjadi kabur, membawa kita pada perjalanan yang menantang kewarasan.
Malam yang Tak Biasa
Kisah ini dimulai pada malam yang dingin dan berangin, di atas rig pengeboran minyak di tengah lautan. Langit kelam tanpa bintang membentang seperti kain hitam, sementara ombak bergulung liar di bawah. Sebuah rig yang kokoh berdiri seperti benteng di tengah samudra yang buas. Para pekerja di sana adalah veteran yang terbiasa dengan kerasnya laut. Mereka tahu bagaimana ombak bisa menghantam, bagaimana badai bisa memecahkan kaca dan menenggelamkan harapan. Tapi mereka tidak tahu bahwa malam itu, sesuatu yang jauh lebih menakutkan sedang mendekat.
Semua bermula dengan suara. Sebuah gema samar seperti tangisan dari jauh, tapi tidak ada angin yang membawa suara itu. Para pekerja mencoba mengabaikannya. “Itu cuma bunyi pelat logam beradu,” kata seseorang sambil tertawa gugup. Tapi tawa itu tidak bertahan lama. Suara itu menjadi lebih keras, seperti rintihan jiwa yang kehilangan tempat berpijak.
Mimpi yang Mengganggu
John, salah satu teknisi di rig, mulai mengalami mimpi-mimpi aneh. Ia melihat lautan terbuka seperti rahang besar, menelan rig dengan rakus. Dalam mimpi itu, dia mendengar bisikan dalam bahasa yang tidak dia mengerti. Tapi entah bagaimana, kata-kata itu menusuk hingga ke tulang. Ketika ia terbangun, ia mendapati dirinya berkeringat dingin, meskipun suhu malam begitu rendah.
Rekan-rekannya mulai memperhatikan perilaku John yang semakin gelisah. Mata cekungnya, tatapan kosongnya, dan caranya melamun seperti sedang mendengar sesuatu yang tidak didengar orang lain. Namun, John bukan satu-satunya. Dalam beberapa hari, mimpi yang sama mulai menghantui pekerja lain. Sebuah pola muncul: mereka semua bermimpi tentang laut yang berbicara, tentang bayangan besar yang bergerak di bawah air, dan tentang suara yang memanggil mereka.
Kengerian yang Bangkit
Pada malam keempat, sesuatu terjadi. Rig tiba-tiba berguncang hebat, seolah diterjang gelombang besar. Tapi radar tidak menunjukkan ada badai di sekitar mereka. Alarm berbunyi, memekakkan telinga. Ketika para pekerja berlari keluar untuk memeriksa, mereka menemukan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Pipa besar yang mencuat dari rig bengkok, seperti diremas oleh tangan raksasa yang tidak terlihat.
Di kejauhan, air laut tampak berbeda. Gelapnya lebih pekat, lebih dalam, seperti tinta yang tumpah ke kanvas. Dan di tengah kegelapan itu, ada sesuatu yang bergerak. Sebuah bayangan besar, nyaris tak berbentuk, mengapung perlahan mendekati rig. Ketakutan mulai menyebar seperti api liar. Beberapa mencoba kabur, tapi kapal penyelamat mereka tiba-tiba tenggelam tanpa alasan yang jelas.
Laut Tidak Pernah Tidur
Malam itu, satu per satu dari mereka menghilang. John mencoba bertahan, namun akhirnya ia mendengar suara itu lagi, lebih jelas dari sebelumnya. “Kembali ke dalam,” kata suara itu, seolah-olah lautan sendiri yang berbicara. Saat ia mendekati tepi rig, tubuhnya gemetar. Ia melihat sesuatu yang tidak akan pernah bisa ia hapus dari ingatannya: mata besar yang menatapnya dari bawah air, dan senyuman yang perlahan muncul, membelah permukaan laut.
Tidak ada yang selamat dari rig itu. Ketika tim pencarian datang beberapa minggu kemudian, mereka hanya menemukan puing-puing, hanyut seperti peringatan dari sesuatu yang tak terucapkan. Tidak ada jejak pekerja, tidak ada petunjuk tentang apa yang terjadi.
Namun, di malam-malam tertentu, di tempat rig itu pernah berdiri, nelayan yang lewat bersumpah mendengar suara. Tangisan yang aneh, seperti panggilan dari kedalaman, dan mereka tahu satu hal: laut tidak pernah benar-benar tidur. Dan di suatu tempat jauh di dalamnya, sesuatu masih bangun.
Still wakes the deep. The ocean remembers.